[FanFiction] [XYZ Event 13 Months Anniversary] I’ll Protect You

image

I’ll Protect You [Because Sport Week after-story]
Written by Park Je Woo
Lee JongsukxAhn Minri
Fluff;Romance;Comedy
PG

“Minri-ya!!!”

Minri menoleh. Jongsuk juga ikut menoleh. Mereka mendapati Eunyoung yang tengah berlari menghampiri mereka.

“Ada apa?” Tanya Minri. Jongsuk menatap teman–uhuk– kekasihnya itu dengan pandangan ‘kenapa’.

“Aku mau meminjam pe-ermu!”

Minri menghela napas. Ia menatap Jongsuk seakan berkata ‘lepaskan-tanganmu’. Jongsuk segera mengerti, lalu melepaskan gandengan tangannya. Ia membiarkan gadisnya pergi bersama Eunyoung. Pemuda berbibir kissable itu tersenyum sendiri mengingat kejadian kemarin. Kejadian dimana telah meresmikan gadis yang suka menamparnya itu menjadi kekasihnya.

“Jongsuk-ie!”

Jongsuk tau itu adalah dari penggemarnya. Jadi, ia berbalik. Para penggemarnya seakan menatapnya dengan tatapan kecewa.

“Kau mengecewakan kami.”

“Mengapa kau mau saja dengan gadis bodoh itu?”

“Pelet apa yang diberikan untukmu?”

“Jongsuk-ah, sadar kami lebih baik daripada ia!”

“Kau sudah digoda habis-habisan oleh Ahn Minri!”

“Jangan sebut namanya, aku muak!”

Jongsuk tertawa kecil. Ia melihat semua penggemarnya itu.

“Kalian hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah memiliki kekasih. Carilah kekasih dan jangan berandai-andai lagi.”

Setelah mengatakan hal itu, Jongsuk berjalan menuju kelasnya sambil bersiul.

“Kita harus buat perhitungan ke gadis itu!” Seru seorang penggemar Jongsuk bername tag Han Jiyoung. Semuanya mengangguk setuju.

“Kau ini selalu tidak bisa sejarah.”

Eunyoung tersenyum cengengesan. Ia kembali mencatat sambil sesekali melirik ke buku Minri yang terbuka.

“Kau bagaimana dengan Hakyeon?”

Eunyoung menghentikan mencatatnya. Ia terdiam sejenak. Minri menunggu kata-kata yang keluar dari bibir temannya itu. Tiba-tiba Eunyoung mengulurkan tangannya. Minri menaikkan sebelah alisnya. Lalu memperhatikan tangan Eunyoung.

“Untuk ap– OH YA AMPUN EUNYOUNG!”

“Ssshht!!!”

Minri terkejut beberapa saat. Ia menatap lagi jari manis Eunyoung. Pipi gadis berambut panjang itu sudah merona merah.

“Kau sudah bertunangan dengannya?” Tanya Minri. Eunyoung menggeleng.

“Aku membelinya saat kami membeli barang pasangan. Awalnya aku kaget karena dia membelikannya untukku. Tetapi saat di parkiran ia langsung mengungkapkan perasaannya padaku. Ya Tuhan, aku masih ingat jelas sekali saat itu!”

Minri tertawa geli. Ia jadi ingat kemarin. Wajahnya juga memerah.

“Minri-ya, kalau dengan Jongsuk?”

Minri menoleh. Ia menggeleng pelan.

“Aish. Kau pelit Minri-ya! Aku tau Jongsuk bisa membuat kau melupakan Jung T–”

“Minri-ya.”

Ucapan Eunyoung terhenti karena suara Taekwoon menginterupsi. Ia segera berpura-pura mengerjakan pe-ernya. Minri menatap Taekwoon.

“Ada apa?” Tanya Minri.

“Selamat.”

“Untuk?”

“Kemenanganmu kemarin.”

Minri tersenyum.

“Terima kasih. Kau juga.” Balas Minri. Taekwoon hanya mengangguk. Ia langsung meninggalkan meja Minri dan kembali ke mejanya sendiri.

“Uhuk, ada yang sudah berhasil move on sepertinya.”

Minri menoleh. Lalu dengan cepat ia memeluk Eunyoung. Eunyoung kaget dengan pelukan tiba-tiba dari Minri.

“Terima kasih Kim Eunyoung! Aku mencintaimu!!!”

“Hei hei Minri-ya lepaskan aku uhuk aku tidak bisa bernapas uhuk!”

Eunyoung membereskan bukunya saat bel istirahat berbunyi. Gadis itu menunggu Minri yang masih berkutat dengan soal kimianya.

“Sudahlah ayo kita istirahat dahulu.” Celetuk Eunyoung.

“Aku harus menyelesaikannya. Eunyoung-ah kau bisa istirahat duluan. Nanti aku menyusul.”

Eunyoung mengangguk. Lalu meninggalkan Minri sendiri. Kelas sepi. Hanya terdengar suara goresan pensil.

“Hei Lee Minri.”

Minri mendongak dan mendapati Jongsuk yang duduk tepat di depannya dengan badan yang menghadap Minri.

“Untuk apa kau kesini?” Tanya Minri.

“Memeriksa kekasihku tentu saja.” Jawab Jongsuk. “Ayo ke kantin.”

“Aku harus menyelesaikan ini. Pergilah ke kantin duluan. Aku akan menyusul.”

Jongsuk berdecak.

“Tidak. Aku mau bersamamu. Aku akan menunggumu.” Ujar Jongsuk.

“Jangan bodoh. Kau bisa sakit. Sana.”

“Kau mengusirku?”

“Untukmu juga, Jongsuk-ah.”

Minri mengerutkan dahinya pada sebuah soal. Jongsuk hanya memperhatikannya dengan telapak tangannya yang menahan dagunya.

“Kau tampak cantik bila serius.”

“Jangan mengganggu konsentrasiku.”

Jongsuk mengulurkan tangannya lalu mengelus pipi Minri. Ia tersenyum. Membuat rona merah di pipi Minri mulai tercipta.

“Kenapa harus gadis seperti ini menjadi milikku, eh?”

“Maksudmu aku tidak pantas?”

Minri mengerucutkan bibirnya kesal. Jongsuk menggeleng.

“Tidak. Hanya saja aku yang tidak pantas memilikimu.”

“Jangan gombal.”

“Lee Minri-ya~”

“Berhenti mengganti margaku.”

“Aku berjanji sehabis kita lulus namamu akan berganti jadi Lee Minri.”

“Dalam mimpimu.”

Jongsuk mencubit pipi Minri. Membuat Minri mengaduh.

“Jongsuk kau minta kutampar?!”

“Jika endingnya kau menciumku aku rela kau tampar setiap hari.”

“Lee Jongsuk!”

“Ya, calon ibu dari anak-anakku?”

Pipi Minri merona merah lagi.

“Berhenti. Kembali ke kelasmu.” Kata Minri kesal.

“Tidak sebelum kau memberikanku goodbye kiss.”

Minri menggeleng.

“Jongsuk-ah..”

“Hmm?”

Minri mengecup bibir Jongsuk sekilas. Jongsuk tersenyum dibuatnya.

“SEKARANG CEPATLAH KEMBALI KE KELASMU ATAU PENGGEMARMU MEMBUNUHKU!!!”

Jongsuk menutup kedua telinganya. Dan tepat setelahnya bel berbunyi.

“Aku akan menunggumu di parkiran!”

Minri hanya bisa menggeleng melihat kelakuan Jongsuk. Ia memegang dadanya yang berdetak cepat.

“Aku ingin buang air dahulu. Kau duluanlah.”

Eunyoung mengangguk. Lalu ia berjalan mendahului Minri.

Sekolah sudah pulang beberapa saat yang lalu. Minri melangkahkan kakinya kedalam toilet. Ia menaruh tasnya di dekat wastafel. Setelah selesai, gadis itu merapikan sedikit penampilannya.

“Tidak usah sok cantik.”

Minri menengok. Di depannya ada lima gadis yang ia pikir adalah penggemar Jongsuk. Satu diantara mereka bername tag Jiyoung maju.

Plak!

“Kau pikir kau siapa berani merebut Jongsuk kami?!” Seru gadis disebelahnya. Minri langsung dikunci pergerakannya. Gadis itu hendak berteriak namun rambutnya dijenggut kasar oleh Jiyoung.

“Bagaimana jika kau bermalam disini?” Bisik Jiyoung. Ia menarik rambut Minri semakin kencang hingga beberapa helai rambutnya rontok. Salah seorang gadis mendapatkan handphonenya dan memberikannya pada Jiyoung.

“Jongsuk mengkhawatirkanmu. Uh sweetnya~”

Minri menangis. Kepalanya langsung dihempaskan begitu saja dan kelimanya segera keluar dari toilet. Tak lupa menguncinya. Mereka tertawa.

“Handphonenya mau kau apakan?” Tanya seorang teman Jiyoung. Jiyoung mengetikkan sebuah balasan pada Jongsuk. Lalu tersenyum. Ia berjalan agak jauh dari teman-temannya. Setelahnya, ia melemparkan handphone itu ke lantai. Tangannya mengambil sebuah batu besar dan memukul handphone Minri beberapa kali hingga handphone itu tidak menyala lagi.

“Ayo pulang!”

Jongsuk mengambil handphonenya. Lalu terkejut melihat balasan dari Minri.

Aku pulang duluan dengan Eunyoung. Maaf ada sesuatu yang harus kuselesaikan.

“Aish, anak itu.”

Jongsuk segera melajukan mobilnya dan menuju rumahnya sendiri.

Sementara itu, di toilet Minri menggedor-gedor pintu toilet dengan kasar. Namun lama kelamaan menjadi pelan karena ia sudah lelah.

“Tolong…” katanya dengan suara pelan. Tubuhnya lemas karena tadi ia belum memakan apapun. Gadis itu terduduk di dinding. Air matanya sudah keluar sangat banyak. Kepalanya sudah pusing.

“Jongsuk-ah..” gumamnya sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.

“Apa? Minri tidak bersamamu?”

Jongsuk membulatkan kedua matanya mendengar penuturan Eunyoung.

“Iya. Dia tadi ke toilet. Mungkin sudah pulang ke rumahnya.”

Jongsuk langsung mematikan saluran telepon. Dadanya berdegup cepat. Segera saja ia mengambil kunci mobilnya.

Saat ia mencoba menghubungi Minri tetapi gagal. Jadi, orang yang pertama Jongsuk hubungi adalah Eunyoung. Tetapi firasatnya langsung tidak enak mendengar perkataan Eunyoung.

Tak terasa Jongsuk telah sampai di rumah Minri. Ia menatap ibu Minri yang ada di depan rumahnya. Raut wajahnya gelisah.

“Jongsuk-ah?”

Ibunya Minri langsung menghampiri Jongsuk.

“Ahjumma, Minri sudah pulang?”

Ibu Minri menggeleng.

“Sejak tadi ia belum pulang. Handphonenya tidak aktif. Ahjumma khawatir. Padahal ini sudah malam.” Balas Ibu Minri. Jongsuk mengacak rambutnya kesal.

“Tolong cari ia, Jongsuk-ah. Aku khawatir.”

“Aku akan mencarinya. Ahjumma masuklah. Udara malam tidak bagus untukmu.”

Jongsuk segera berlari menuju mobilnya. Ia langsung melajukan mobilnya. Pemuda itu mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.

“Taekwoon-ah, disana ada Minri?”

“Tidak. Ada apa?”

Jongsuk segera mematikan saluran telepon.

Dia tadi ke toilet..

Ucapan Eunyoung terngiang-ngiang di kepalanya. Ia menggeleng pelan.

“Minri.. Minri..”

“Minri-ya!!!”

Jongsuk menyusuri lorong sekolah. Ia membuka setiap pintu termasuk kelas-kelas hingga ruang guru. Ia mengusap wajahnya kesal. Ketika ia hendak melangkah lagi, kakinya merasakan sesuatu yang aneh. Pemuda itu menunduk dan mendapati sesuatu yang menarik perhatiannya.

“Bukankah ini… handphone Minri?”

Jongsuk memperhatikan handphone yang sudah setengah hancur itu. Ia sangat yakin itu milik Minri. Matanya menatap ke seluruh penjuru koridor. Dan mendapati pintu toilet wanita. Langkahnya membawanya ke depan toilet. Ia mendorong pintu tetapi seakan terkunci.

“Minri-ya?”

Tidak ada jawaban. Tetapi ia sangat yakin di dalam ada Minri. Pemuda itu mendobrak pintu toilet.

“Minri-ya!”

Brak!

Ia mengelus bahunya yang sakit. Matanya menangkap Minri yang tidak sadarkan diri. Dengan segera Jongsuk menggendongnya dan membawanya ke mobilnya.

Minri membuka matanya dengan perlahan. Jongsuk adalah objek pertama yang ia lihat. Diikuti dengan ibunya.

“Sayang kau sudah bangun?”

Ibunya segera memeluknya. Jongsuk menggenggam tangannya.

“Kau ada di rumah sakit.” Celetuk Jongsuk. Minri menatap ibunya yang menangis.

“Ahjumma, bisa kau tinggalkan kami berdua?”

Ibunya Minri mengangguk. Lalu, ia keluar dari ruangan Minri.

“Aku menemukanmu di toilet. Kau tidak sadarkan diri. Handphonemu tidak aktif. Ada rambutmu yang rontok. Kau kenapa?” Cecar Jongsuk. Minri tersenyum.

“Hanya kelelahan.” Balasnya. Jongsuk memegang tangannya dengan kuat.

“Penggemarku?”

Minri tidak menjawab. Ia membuang pandangannya ke lain arah.

“Minri-ya..”

“Tolong jangan marahi mereka.”

“Bagaimana bisa kau mengatakannya setelah mereka menyakitimu?” Seru Jongsuk. Minri menggeleng.

“Bagaimana pun apa yang mereka katakan benar. Aku memang tidak pantas denganmu. Kita bi–”

“Aku tidak mau berpisah denganmu, Minri-ya. Kaulah alasan kenapa aku berubah menjadi terbuka sampai saat ini.”

Minri memandangnya.

“Aku sangat mencintaimu, Minri-ya. Aku akan melindungimu tapi aku gagal.”

“Jongsuk-ah..”

“Kau yang seharusnya tidak pantas untukku.”

“Jongsuk-ah..”

Jongsuk mendongak. Kedua iris mata itu bertemu.

“Tolong jangan berkata bahwa kau telah gagal. Berada disisiku sudah membuatku merasakan bahwa kau melindungiku.” Kata Minri. “Terima kasih.” Lanjutnya. Jongsuk tersenyum. Ia lalu mencium dahi Minri–

“Aku mencintaimu.”

“Aku juga.”

–sebelum akhirnya ia mencium bibirnya.

Taekwoon melemparkan pandangannya ke kursi Minri yang kosong. Ia menggelengkan kepalanya. Lalu beranjak dari kursinya dan keluar kelas.

Matanya menangkap seorang gadis yang sedang tertawa.

Kemarin, saat ia melewati penggemar Jongsuk diam-diam pemuda pendiam itu mendengar suara Jiyoung yang berencana mencelakakan Minri.

Ia melangkah mendekati Jiyoung lalu menarik pergelangan tangannya. Membawanya kesebuah tempat yang cukup sepi. Jiyoung agak memberontak tetapi langsung terdiam karena Taekwoon memojokkannya ke dinding dan memenjarakan dirinya dalam kurungan kedua tangannya.

“Ap-apa yang kau lakukan?!”

Taekwoon menatapnya intens.

“Apa yang kau lakukan pada Minri?” Tanyanya tenang.

“Aku tidak melakukan apapun!”

“Jangan berbohong!” Seru Taekwoon.

“Apa-apaan kau! Akan ku laporkan atas tindakan kurang ajar!”

“Dan akan ku laporkan videomu mencumbu guru!”

Tubuh Jiyoung menegang. Taekwoon tersenyum miring.

“Dengar, jangan mendekatinya lagi apalagi mencelakakannya. Atau kau tau akibatnya.”

Taekwoon segera meninggalkan Jiyoung.

“Kenapa? Kenapa kau mencoba untuk melindungi gadis yang bukan milikmu?”

Taekwoon tersenyum. Lalu menoleh.

“Karena aku menyayanginya.”

Suasana kelas 12-C gempar karena tiba-tiba Jongsuk mengambil alih kursi Eunyoung yang menjadi chairmate Minri. Minri berkali-kali sudah berkata agar Jongsuk ke kelasnya saja.

“Apa yang kau lakukan dengan tempatku?”

Jongsuk mendongak. Dan mendapati Eunyoung baru saja datang. Pemuda itu merangkul bahu Minri.

“Pergilah ke 12-A dan duduklah dengan kekasihmu, Cha Hakyeon yang cerewet itu. Aku akan disini menjaga Minri. Semuanya sudah ku atur. Kau hanya perlu duduk dan menjadi bagian 12-A.”

“Ta-tapi..”

“Eunyoung-ah.”

Eunyoung menoleh dan ia langsung ditarik keluar oleh Hakyeon.

“Lee Jongsuk! Kau ini apa-apaan! Dia temanku!” Teriak Minri. “Kau keterlaluan!”

Jongsuk tersenyum manis.

“Akan lebih keterlaluan jika seperti ini.”

“Ap–”

Dan banyak flash menyinari mereka karena keduanya…

Berciuman.

–fin

Leave a comment